Selasa, 10 Mei 2016

Makalah Steroid dan Non Steroid



MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
“Hormon Steroid dan Non Steroid”

logo poltekkes KEMENKES baru.jpg


OLEH KELOMPOK 4
Nama Pembimbing : Yulius B. Korassa,S.Farm,Apt,M.Si





JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES
KUPANG
2016




1.      Hormon Steroid
Hormon Steroid
Hormon steroid atau hormon berbasis lipid memasuki sel target secara langsung melalui membran sel, setelah itu mereka melakukan perjalanan ke inti dan langsung mempengaruhi ekspresi gen target mereka.
Hormon tipe steroid adalah semua hormon seks (testosteron, estrogen dan progestron) dan substansi dari korteks adrenal, seperti kortison, dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau bentuk vitamin D. Karena steroid semua merupakan derivat kolesterol, mereka disebut juga sterol. Steroid adalah jenis lipid yang mengandung empat cincin atom karbon. Steroid dapat bertindak sebagai hormon dalam tubuh. Dalam artikel ini, Anda akan belajar tentang struktur dan fungsi yang berbeda dari steroid, termasuk peran penting dari sebuah steroid disebut kolesterol.
Steroid dapat didefinisikan oleh struktur kimianya. Kita melihat bahwa steroid adalah senyawa organik yang mengandung empat cincin atom karbon. Secara khusus, kita melihat bahwa semua steroid memiliki tiga cincin karbon 6-sisi dan satu cincin karbon 5 sisi.
Namun, steroid yang berbeda memiliki gugus fungsional yang terpasang berbeda. Kita ingat bahwa gugus fungsional adalah kelompok atom yang sering kita temukan bersama-sama yang memiliki perilaku tertentu. Ketika kita menempelkan gugus fungsional yang berbeda dengan cincin steroid dasar, kita mendapatkan steroid dengan fungsi yang berbeda. Kita akan berbicara tentang fungsi yang berbeda dari steroid nanti dalam artikel ini.
Tapi pertama-tama, kita menyebutkan bahwa steroid adalah senyawa organik, dan kita tahu bahwa senyawa organik harus mengandung karbon. Oleh karena itu, senyawa organik adalah hal-hal seperti karbohidrat, protein dan lipid. Bahkan, steroid diklasifikasikan dalam kelompok lipid. Ini agak menarik karena kita melihat bahwa struktur dasar steroid berbeda sedikit dari lemak yang lain seperti trigliserida atau fosfolipid.
Namun, steroid masih memenuhi kategori ini karena, seperti lemak lainnya, steroid dibuat sebagian besar dari atom karbon dan hidrogen dan mereka tidak larut dalam air.

Fungsi Steroid
Ovarium dan Testis
Ovarium menghasilkan estrogen dan testis menghasilkan testosteron
Kita melihat bahwa steroid dalam tubuh dapat bertindak sebagai hormon, dan, karena itu, kehadiran mereka dapat mempengaruhi beberapa hal dari pertumbuhan Anda ke perkembangan seksual Anda. Misalnya, hormon steroid yang disekresi oleh testis dan ovarium. Dari testis, kita melihat testosteron, yang merupakan hormon seks pria yang memandu perkembangan seksual laki-laki. Dari ovarium, kita melihat estrogen, yang merupakan hormon seks perempuan yang memandu perkembangan seksual perempuan.
Hormon steroid juga diproduksi oleh korteks adrenal, yang merupakan bagian terluar dari kelenjar adrenal Anda yang dapat Anda temukan duduk di atas ginjal Anda. Kortisol adalah salah satu yang penting dari korteks adrenal hormon steroid, dan mengatur metabolisme karbohidrat dan memiliki efek anti-inflamasi pada tubuh. Aldosteron adalah hormon steroid lain yang berasal dari korteks adrenal. Ini membantu menjaga tekanan darah dan mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh Anda. Kolesterol
Jadi, kita melihat bahwa hormon steroid mengontrol banyak fungsi vital dalam tubuh Anda. Tentu saja, kita tidak akan memiliki ini atau steroid jika kita tidak memiliki kolesterol. Bisa dikatakan bahwa molekul steroid yang paling penting dalam tubuh Anda adalah kolesterol, karena kolesterol adalah senyawa induk dari mana steroid berasal. Hal ini pada dasarnya adalah prekursor untuk hormon steroid dan steroid lainnya. Kita melihat, dengan melihat struktur kolesterol bahwa itu adalah steroid, karena memiliki empat cincin atom karbon. Melekat pada cincin, kita melihat ekor hidrokarbon dan gugus hidroksil. Kolesterol adalah steroid 27-karbon dan memiliki rumus molekul C27H45OH.
Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel. Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.

Metabolisme Steroid

Kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron yang diproduksi testis. Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah dan pubis.
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi
testosteron, estron dan estradiol.  
Estradiol (E2) adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang aktif dari estrogen.
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target. Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
1.      Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
2.      Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
3.      Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres

Steroid merupakan senyawa organik  dari  lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen, androgen, Glikokortikoid, mineralkortikoid. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Untuk senyawa yang termasuk steroid akan di bahas lebih lanjut berikut ini.
Estrogen
Estrogen (estrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormone seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik; mengatur siklus menstruasi. Hormon estrogen juga menjaga kondisi kesehatan dan elastisitas dinding vagina, serta memicu produksi cairan vagina. Mereka juga berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara(guyton, 2009).
Pada perempuan hamil, hormon estrogen membuat puting payudara membesar, dan merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Selain itu, hormon estrogen juga memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Namun, hormon estrogen juga akan melunakkan jaringan-jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi-sendi tubuh menjadi lemah (tidak kuat menyangga tubuh untuk sementara waktu). Akibatnya ibu hamil sering mengalami sakit punggung.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol estriol dan estron. Sejak menarche sampai menapause estrogen utama adalah17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen]. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara(Sheehan,2001) Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replica DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen.
Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis.  Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon  yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.
Progesteron dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Progesteron alami : Homon steroid 21-karbon yang diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Menyebabkan perubahan sekresi pada fase poliferatif endometrium. Perubahan ini sangat penting pada awal kehamilan.
2.      Progesteron sintetis : Efek hormon sintetis mirip dengan progesteron alami. Sebagaian besar efek biologisnya bergantung pada interaksi dengan estrogen (Buku Saku Ilmu Kandungan, 2003)

Bagaimana dan dari manakah sebenarnya hormon Progesteron itu dihasilkan, berikut adalah uraiannya.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.    FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2.    LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH  
3.    PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
Baik FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel. Reseptor yang diaktifkan selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel ini sekaligus pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua efek perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger siklus adenosin monofosfat dalam sitoplasma sel, yang selanjutnya menyebabkan pembentukan protein kinase dan kemudian berbagai fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang membangkitkan banyak fungsi intraselular.
Progesteron juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun dalam jumlah kecil hormon progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A, yaitu suatu multipel yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat. Selama sintesis, progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron akan disintesis pertama kali, baru kemudian salama fase folikular dari siklus ovarium, sebelum kedua hormon ini dikeluarkan dari ovarium, hampir semua testosteron dan sebagian besar progesteron akan diubah menjadi esterogen oleh sel-sel granulosa. Setelah terbentuk sel-sel granulosa kemudian progresteron dan esterogen ditransfor dalam sitoplasma darah  terutama berikatan dengan albumin plasma dan globulin khusus pengikat esterogen dan progresteron. Dalam waktu 30 menit progesteron disekresi, yang kemudian berdegradasi menjadi steroid lain yang tidak  mempunyai efek progresterionik. Sedangkan hasil akhir dari degradasi progesteron sendiri yaitu pregnanediol dan disekresi dalam urin. 
Fungsi Hormon Progesteron :
Jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progrestin. Sejauh ini hormon yang paling penting dari esterogen adalah hormon estradiol dan yang paling penting dari progestin  adalah progresteron. Estrogen terutama meningkatkan poliferasi dan pertumbuhan sel-sel khusus di dalam tubuh dan berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik kelamin sekunder  pria. Sebaliknya, progrestin hampir berkaitan seluruhnya dengan persiapan akir dari uterus untuk menerima  kehamilan dan persiapan.

Fungsi Hormon Progesteron pada Uterus :
Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan perubahan sekresi pada endometrium uterus selama separuh terakir siklus seksual bulanan wanita, atau untuk mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang akan dibuahi. Selain itu progresteron juga berfungsi mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterus untuk mencegah terlepasnya ovum yang sudah berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada Tuba Fallopi :
Progresteron disini berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada mukosa yang melapisi  tuba fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk menutrisi ovum yang telah dibuahi, yang sedang membelah, sewaktu ovum berjalan dalam tuba fallopi sebelum berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada Payudara :
Hormon progresteron ini berkerja meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat sekretoris. Akan tetapi, progresteron tidak menyebabkan alveoli benar-benar mensekresi air susu,  karena air susu disekresi hanya sesudah payudara yang siap dirangsang (biasanya pada masa kehamilan)  oleh prolaktin dari hipofisis anterior.
Progesteron juga dapat mengakibatkan payudara membengkak, hal ini terjadi karena timbulnya  sekresi dari lobulus dan alveoli, selain itu karena terjadinya peningkatan cairan pada  jaringan subkutan.
Fungsi Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit :
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan reabsorpsi natrium, klorida, dan air dalam tubulus distal ginjal. Namun progresteron lebih sering menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air.
Androgen
Hormon androgen seperti testosteron dan dihidrotestosteron terutama dihasilkan Hormon androgen  oleh testis, dan dalam jumlah yang lebih kecil oleh korteks adrenalin dan ovarium. Pada laki-laki, hormon androgen mempunyai fungsi fisiologis seperti :
1.      mengontrol perkembangan dan pemeliharaan organ kelamin
2.      mempengaruhi kemampuan penampilan seksual
3.      pertumbuhan tulang rangka dan otot rangka
4.      merangsang perkembangan masa pubertas
Penggunaan utama hormon androgen yaitu :
1.      Pengobatan keadaan ketidakcukupan hormon pada laki-laki (hipogonadisme, hipopituitarisme)
2.      Impotensi
3.      Osteoporosis
4.      Tumor payudara
5.      Sebagai anabolik steroid untuk meningkatkan pertumbuhan (pada anak-anak) karena mempercepat anabolisme protein.
6.      Merangsang hematopoiesis untuk pengobatan anemia
Kadang dalam dosis rendah digunakan untuk pengobatan dismonerhu, menghambat laktasi dan pengobatan frigiditas pada wanita. Penggunaan hormon androgen sebagai anabolik sering disalahgunakan, misal untuk doping bagi olahragawan.
Efek samping yang ditimbulkan oleh hormon androgen antara lain kelaki-lakian, tumbuh rambut sekunder, mual, berjerawat, hiperkalsemia, gangguan fungsi hati, sembab, dan gangguan siklus menstruasi (pada wanita).
Mekanisme kerja hormon androgen :
Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi RNA khas pada biosintesis protein. Testosteron oleh enzim 5α-reduktase diubah menjadi 5α-dehidrotestosteron dan bentuk aktif ini dpat mengikat reseptor khas yang terdapat pada testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan konformasi dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor.
Berdasarkan aktivitasnya, hormon androgen dibagi menjadi dua :
1.    Senyawa androgenik
Contoh : testosteron, metiltestosteron, fluoksimesteron, mesterolon, dan
metandrostenolon.
a)      Metiltestosteron, dalam sediaan sering dikombinasi dengan vitamin (Androtol, Neo- testophos, Hormovition), untuk pengobatan impotensi pada laki-laki. Dosis oral: 5mgdd.
b)      Testosteron enantat (Testoviron-Depot), merupakan obat terpilih untuk hipogonadisme, dan untuk pengembangan atau memelihara karakteristik seksual sekunder pada pria yang kekurangan androgen. Testosteron enantatmerupakan pra-obat dengan masa kerja panjang. Di tubuh obat terhidrolisis secara perlahan-lahan melepaskan testosteron aktif. Kadar darah tertinggi dicapai 2-3 hari setelah pemberian intramaskuler. Dosis I.M :200mg,tapi 2 minggu atau 400mg tiap 1 bulan. Testosteron propionat, mempunyai awal kerja lebih cepat dengan masa kerja yang lebih pendek dibandingkan ester-ester testosteron lain. Dosis I.M :25mg 3 kali per minggu.
c)      Fluoksimesteron (Halotestin), merupakan androgen dengan aktifitas tinggi,5-10 kali lebih aktif dibanding testosteron. Dapat diberikan secara oral, terutama digunakan untuk pria yang kekurangan androgen. Dosis oral :2-10 per hari.
d)     Mesterolon (proviron), merupakan androgen yang dapat digunakan secara oral. Dosis oral awal :25mg 3 dd, untuk pemeliharaan : 25mg 1 dd.
e)      Metandrostenoton (neo Androgen yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis, terutama pada wanita setelah menopause, sering pula digunakan sebagai anabolik untuk hewan. Dosis oral 2,5mg 1 dd.



2. Senyawa anabolic
Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol
a)      Etilestrenol (argabolin), selain sebagai anabolik juga digunakan untuk pengobatan penyakit debil yang kronik pada usia lanjut. Dosis oral :2mg 1-2 dd.
b)      Nandrolon fenilpropianot (durabolin), digunakan untuk anabolik pada anak-anak, pengobatan osteoporosis dan penyakit debil yang kronik. Dosis I.M : 25-50mg, setiap minggu. Nandrolon dekanoat (Deca-durabolin), dosis I.M : 50-100mg setiap 2-4 minggu.
c)      Stanozol (Winstrol), merupakan anabolik yang kuat dan dapat diberikan secara oral. Anabolik ini sering disalahgunakan sebagai doping. Dosis oral : 2 mg 3 dd.
Contoh hormon androgen untuk penggunaan lain-lain :
a)      Tibolon (Livial), digunakan untuk pengobataan gejala pasca menopause. Dosis oral : 2,5mg 1 dd.
b)      Danazol (Azol, danocrine), senyawa androgen dengan efek yang relatif lemah untuk memperkecil efek samping dosis oral untuk pengobatan endometriosis: 200mg 2 dd


2.      Hormon Non Steroid

A.    Hormon Insulin
Istilah hormon pertama kali didefinisikan oleh  Ernest H.Starling. Starling menggunakannya untuk mendeskripsikan zat kimia yang disekresikan secara langsung ke dalam darah oleh kelenjar tanpa duktus dalam mencapai tujuannya.
Hormon adalah suatu zat kimia yang dibebaskan kedalam darah oleh satu organ dan dibawa ke bagian lain tubuh dimana ia akan memberikan respon tertentu pada jaringan tertentu pula. Walaupun hormon di dalam darah dapat mencapai seluruh sel dalam tubuh, mereka hanya akan memberikan efek pada sel-sel spesifik yang disebut sel target. Suatu sel target memiliki molekul protein spesifik yang berperan sebagai reseptor untuk tempat melekatnya hormon. Setiap tipe sel memiliki set protein yang berbeda, sehingga tanpa molekul yang tepat ia tidak dapat berikatan dengan hormon.
Hormon bekerja dengan mengikat reseptor protein baik di dalam sel target atau pada membran plasma mereka. Pengikatan hormon steroid membentuk kompleks hormon-reseptor yang mempengaruhi ekspresi gen dalam inti sel target.
Pengikatan hormon non-steroid mengaktifkan messenger kedua yang mempengaruhi proses dalam sel target.
Hormon dapat dibagi menjadi dua kelompok: Steroid dan nonsteroid. Hormon tipe steroid adalah semua hormon seks (testosteron, estrogen dan progestron) dan substansi dari korteks adrenal, seperti kortison, dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau bentuk vitamin D. Karena steroid semua merupakan derivat kolesterol, mereka disebut juga sterol. 
Perbedaan antara kolestrol dan steroid terletak pada rantai samping yang berikatan dengan struktur empat cincin dasar.
Hormon nonsteroid termasuk protein seperti hormon insulin dan hormon tumbuh. Mereka termasuk molekul yang disebut amin, seperti hormon tiroid, yang merupakan asam amino yang termodifikasi. Protein dan molekul amin merupakan molekul polar dan larut dalam air. Oleh karena itu, hormon nonsteroid dapat dengan mudah masuk dan dibawa oleh plasma darah namun tak dapat melewati membran sel lipid dalam perjalanannya masuk keluar sel.
Hormon bergerak dan disalurkan oleh tubuh melalui aliran darah dan bekerja pada sel target serta proses kerjanya yang umumnya lebih lambat dari sistem saraf.
FUNGSI SISTEM HORMON
1.                  Respon thd stres dan cedera
2.                  Pertumbuhan dan perkembangan
3.                  Reproduksi
4.                  Metabolisme energi
5.                  Metabolisme cairan dan elektrolit
6.                  Respon kekebalan tubuh
KARAKTERISTIK HORMON
1.                  Disekresi dalam jumlah kecil
2.                  Pelepasan pulsatif dalam irama sirkadian (pagi tinggi → siang rendah → sore tinggi → malam rendah)
3.                  Bekerja sesuai respon fisiologi
4.                  Sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi dalam urine

MEKANISME KERJA HORMON:
Melibatkan reseptor:
1. Hormon steroid reseptor di sitosol dan nukleus
2. Hormon non steroid reseptor di membran sel

HORMON NON STEROID
1.      Mengandung satu atau lebih gugus asam amino, satu ataulebih rantai peptida
2.      Hormon glikoprotein hormon protein yang mengandunggugus karbohidrat (contoh: hormon hipofise anterior)
3.      Fungsi: bermacam-macam, mulai dari yang spesifik hanyauntuk satu jaringan target saja hingga yang mempengaruhiseluruh tubuh secara umum (target sangat luas).

Hormon non-steroid terbuat dari asam amino. Mereka tidak larut dalam lemak, sehingga mereka tidak dapat berdifusi melintasi membran plasma sel target. Sebaliknya, hormon non-steroid berikatan dengan reseptor pada membran sel (lihat Gambar di bawah). Pengikatan hormon memicu enzim dalam membran sel. Enzim mengaktifkan molekul lain, yang disebut pesan kedua, yang mempengaruhi proses dalam sel. Kebanyakan hormon endokrin adalah hormon non-steroid, termasuk hormon insulin dan tiroid.
Hormon oleh sistem endokrin diatur terutama melalui umpan balik negatif. Dalam umpan balik negatif, peningkatan aktivitas hormon menyebabkan penurunan dalam produksi hormon. Dalam umpan balik positif, peningkatan aktivitas hormon menyebabkan peningkatan produksi hormon. Hormon disekresikan oleh dua jenis kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin termasuk kelenjar tertentu seperti keringat, ludah, pankreas dan kelenjar susu. Sebaliknya, kelenjar endokrin tidak memiliki saluran dan melepaskan sekresinya langsung ke dalam cairan antar sel atau ke dalam darah. Contoh kelenjar endokrin adalah hipofisis , tiroid, paratiroid, adrenal , pankreas dan organ reproduksi.


Contoh dari Hormon Non Steroid :

1.      Hormon Insulin
Insulin adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes. 


2.      Glukagon
a.       Pengertian
            Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).
Glukagon adalah sebuah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans di pankreas, yang meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah dengan merangsang pemecahan metabolisme glikogen. Fungsi glukogan bertentangan dengan fungsi insulin.
                        Glukagon juga  hormon yang terlibat dalam mengendalikan gula darah (glukosa) tingkat. [Hal ini disekresikan ke dalam aliran darah oleh sel-sel alfa, ditemukan di pulau Langerhans, di pankreas.
Sel-sel alfa glukagon mensekresi mengelilingi inti sel beta penghasil insulin mensekresi, yang mencerminkan hubungan yang erat antara kedua hormon.
Peran glukagon dalam tubuh adalah untuk mencegah kadar glukosa darah turun terlalu rendah. Untuk melakukan hal ini, ia bertindak pada hati dalam beberapa cara:
Ini merangsang konversi glikogen yang tersimpan (disimpan dalam hati) menjadi glukosa yang dapat dilepaskan ke dalam aliran darah. Proses ini disebut glikogenolisis.
                        Hal ini mendorong produksi glukosa dari molekul asam amino. Proses ini disebut glukoneogenesis.
Ini mengurangi konsumsi glukosa oleh hati sehingga banyak glukosa mungkin dapat disekresikan ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa darah.
Glukagon juga bekerja pada jaringan adiposa untuk merangsang pemecahan
Simpanan lemak ke dalam aliran darah.
Glukagon dikendalikan dengan cara :
Glukagon bekerja bersama dengan hormon insulin untuk mengontrol kadar gula darah dan menjaga mereka dalam tingkat yang ditetapkan. Glukagon dilepaskan untuk menghentikan kadar gula darah turun terlalu rendah, sementara insulin dilepaskan untuk menghentikan kadar gula darah naik terlalu tinggi.
                        Pelepasan glukagon dirangsang oleh glukosa darah rendah (hipoglikemia), protein yang kaya makanan dan adrenalin (hormon penting lainnya untuk memerangi glukosa rendah). Pelepasan glukagon dicegah oleh glukosa darah dan mengangkat karbohidrat dalam makanan, terdeteksi oleh sel-sel di pankreas.
Dalam jangka panjang, glukagon sangat penting untuk respon tubuh terhadap kekurangan makanan. Misalnya, mendorong penggunaan lemak yang tersimpan untuk energi dalam rangka melestarikan terbatasnya pasokan glukosa.
b.      Struktur:
Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.
c.       Regulasi
1.      Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglisemia atau jika konsentrasi asam amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein. Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Hormon neurotransmiter sistem saraf autonom seperti Asetilkolin dan Adrenalin lewat pencerap ß2 juga menstimulasi pengeluaran hormon glukagon.
Selain itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem pencernaan Gastrin, CCK, GIP, GH.
2.      Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi hiperglisemia atau jika konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang adalah antagonisnya, GHIH, GLP-1, GABA, Sekretin, dan waktu makan yang kaya kandungan karbohidrat

3.      Efek
Glucagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni :
a.       Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak
b.      Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot
c.       Gluconeogenesis dan Glykogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati
d.      NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan gemuk dari Henle tubulus yakni ginjal.

      Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah reseptor (hormon-Reseptor komplex), maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger di dalam sel reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase akan menjadi Gliserol selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau sel lemak Adrenalin atau Noradrenalin juga menstimulasi lipolisis lewat ß3 reseptor. Pada individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau Diabetes militus jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan rezeptor ß3 lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan reseptor buat hormon cortisol. Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi penting bagi individu dalam keadaan lapar atau diabetes militus, jika tubuh tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar