Nama : Yohana M. Kaimat
NIM : PO.530333214698
Tk/Reg :II/B
Nama
Pembimbing : Yulius B.Korassa,S.Farm,Apt,M.Si
KONTRASEPSI PIL KB
A. Pengertian
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi
yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah
satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif
mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah (Saifuddin, 2006).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal
yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum),
berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan
kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari
ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara
benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000)
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen
dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua
hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau
keluarnya sel telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.
Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi selalu efektif dalam mencegah
kehamilan.
Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara,
mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices
thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis.
Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang
lain.
Yang perlu
dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah tinggi, migren,
depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena obat
dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga
perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering
ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering
menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara.
Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi
sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007).
B. Cara Kerja
1. Pil KB
kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC) Mengandung 2 jenis
hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Mekanisme kerjanya untuk mencegah
kehamilan adalah sebagai berikut:
a)
Mencegah pematangan
dan pelepasan sel telur
b)
Mengentalkan lendir
leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi sperma
c) Membuat dinding rongga
rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil pembuahan
2. Pil KB
progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP) hanya berisi
progesteron, bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi
rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.
Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan
sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi
pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan memperkental lendir
leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim. Hal ini
berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain
itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan siap
untuk kehamilan.
C. Jenis-Jenis
Pil KB :
Ada 5
jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1.
Pil kombinasi atau combination oral
contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan
diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil
estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35
mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin
dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol,
noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi
oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk
pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari
pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan
timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.
Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti
siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a)
Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama
minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai
gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk
membiasakan diri minum pil setiap hari.
b)
Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon.
Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi
pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan
siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin
hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar,
pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
2.
Pil KB atau kontrasepsi oral tipe
sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16
hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari
terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat
estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara
penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah
dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3.
Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil
mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil
mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari
sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil,
terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis
progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka
pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan
selama haid.
Contoh Pil mini, yaitu :
a)
Micrinor, NOR-QD, noriday, norod
menganddung 0,35 mg noretindron.
b)
Microval, noregeston, microlut
mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c)
Ourette, noegest mengandung 0,5 mg
norgeestrel.
d)
Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e)
Femulen mengandung 0,5 mg etinodial
diassetat
4.
Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil
pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis
tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus
pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali
sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari
berturut-turut.
5.
Once A Moth Pill
6.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang
”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological
Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :
a)
Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi
oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis
penelitian.
b)
Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat
kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2
kali per minggu dan hanya tersedia di India.
D. Cara
Penggunaan
1.
Pil Kombinasi
Panduan penggunaan pil kombinasi secara
umum :
a)
Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap
hari pada saat yang sama.
b)
Pil yang pertama dimulai pada hari
pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
c)
Penggunaan pil kombinasi dianjurkan
diminum pada hari pertama haid.
d)
Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai
minum pil plasebo sesuai dengan hari
yang ada pada kemasan.
e)
Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya
mulai minum pil dari kemasan yang baru.
f)
Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1
minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.
g)
Minum pil yang lain, apabila terjadi
muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
h)
Penggunaan pil kombinasi dapat
diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau
diare lebih dari 24 jam.
i)
Penggunaan pil apabila terjadi muntah
dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil
lupa.
j)
Tes kehamilan dilakukan apabila tidak
haid.
2.
Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil
pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila
lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual
yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
3.
Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang
Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu
post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan
gunakan metode barier.
4.
Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang
Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum
dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan
KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.
5.
Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap
siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan
selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama
5–7 hari terakhir.
6.
Mini Pil atau Pil Progestin
Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada
siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
a.
Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan
pasien telah mendapat haid.
b.
Pasien sebelumnya menggunakan
kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
c.
Pasien sebelumnya menggunakan AKDR
(termasuk AKDR yang mengandung hormon).
d.
Diduga tidak terjadi kehamilan.
e.
Pasien mengalami amenorea (tidak haid)
dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama
2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
f.
Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan
pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan
kontrasepsi tambahan).
g.
Bila sebelumnya pasien menggunakan
kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera
diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
h.
Bila sebelumnya pasien menggunakan
kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual
suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar