Rabu, 08 Juni 2016

Antihistamin CTM



Tugas Farmakologi II
Antihistamin “CTM”

Nama               : Yohana Kaimat
NIM                : PO.530333214698
Tk/Reg                        : II/B



Obat CTM – Kegunaan dan Efek Samping Obat ini cukup terkenal di masyarakat kita, umumnya CTM digunakan untuk mengobati gatal-gatal, namun ternyata banyak juga yang menyalahgunakannya lantaran efek samping yang menimbulkan kantuk. Padahal ini tidak boleh dilakukan karena resiko efek samping yang berbahaya. Kegunaan Obat CTM CTM adalah singkatan dari chlorfeniramin maleat, merupakan jenis obat dari golongan antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa. Gejala ini termasuk ruam, mata berair, gatal pada mata / hidung / tenggorokan / kulit, batuk, pilek, dan bersin. Sesuai dengan nama golongannya (antihistamin, obat CTM bekerja dengan cara menghalangi zat alami tertentu (histamin) yang dihasilkan tubuh selama reaksi alergi. Histamin memiliki efek melebarkan pembuluh darah dan membuat rasa gatal. Obat Gatal Paling Ampuh Di samping itu obat CTM juga memblokir bahan alami lain yang dibuat oleh tubuh yaitu acetylcholine, sehingga membantu mengeringkan beberapa cairan tubuh untuk meredakan gejala mata berair dan hidung meler ketika terserang flu atau alergi. OBAT CTM Lebih lengkap berikut daftar kondisi atau penyakit yang bisa diobati dengan CTM: Konjungtivitis Alergi Radang Hidung akibat Alergi (RINITIS ALERGI) Rhinitis Vasomotor Hidung Tersumbat Hidung berair Gatal-gatal Biduran Hidung gatal dan bersin-bersin Obat batuk pilek yang di antaranya mengandung CTM, belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak di bawah 6 tahun. Oleh karena itu, jangan gunakan produk ini untuk mengobati gejala batuk pilek pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali secara khusus direkomendasikan oleh dokter. Cara Aman Menggunakan Obat CTM Karena obat-obatan ini tidak menyembuhkan atau memperpendek lamanya penyakit flu dan tentunya justru dapat menyebabkan efek samping yang serius. Untuk mengurangi risiko efek samping yang serius, gunakanlah sesuai dengan dosis anjuran. Jangan gunakan obat CTM untuk membuat anak mengantuk. Selama menggunakan obat ini jangan mengonsumsi obat batuk pilek lainnya yang mungkin mengandung bahan-bahan yang sama atau mirip. Meminta saran dokter tentang cara lain dalam meredakan gejala batuk pilek (seperti minum cukup cairan, menggunakan humidifier atau saline tetes / semprot hidung). Cara Menggunakan CTM Obat CTM ini memang bisa dibeli tanpa menggunakan resep dokter, namun Anda harus membaca semua arahan yang terulis pada paket produk sebelum mengonsumsinya. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan kepada apoteker. Minum obat yang berupa tablet, kapsul, atau bentuk cair dengan atau tanpa makanan. Ikuti petunjuk untuk dosis pada label, atau minum sesuai anjuran dokter. Obat ini dapat diminum dengan makanan atau susu apabila seseorang memiliki gangguan lambung (maag). Jika jenis obat CTM adalah kapsul extended-release, telanlah secara keseluruhan. Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet atau kapsul extended-release karena jika ini dilakukan obat akan diserap semua sekaligus, sehingga meningkatkan risiko efek samping. Jika obat CTM berbentuk cair, gunakan hanya sendok takar yang tersedia dalam paket. Jangan gunakan sendok rumah tangga. Jika bentuk cair berupa suspensi, kocok botol sebelum menggunakannya. Jika kondisi Anda tetap atau memburuk, atau jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki masalah medis yang serius, mencari perhatian medis segera. Efek Samping CTM Ada banyak efek samping yang bisa ditimbulkan oleh obat CTM ini, diantaranya: Mengantuk Pusing Sakit kepala Sembelit Sakit perut Penglihatan kabur Penurunan koordinasi Kering pada mulut, hidung, dan tenggorokan Untuk meredakan efek smaping yang berupa mulut kering, perbanyaklah minum cairan. Klorfeniramin juga bisa mengeringkan dan mengentalkan lendir di paru-paru, sehingga memberikan efek lebih sulit untuk bernapas dan bersihan paru-paru. Untuk mencegah efek ini, minumlah banyak cairan. Jika dokter telah diresepkan obat CTM ini, ingatlah bahwa ia telah menilai bahwa manfaat obat ini lebih besar daripada risiko efek sampingnya bagi Anda. Banyak orang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius. Hubungi dokter segera apabila terjadi efek samping yang serius, seperti: perubahan mental / suasana hati (misalnya, halusinasi, lekas marah, gugup, kebingungan), telinga berdenging, kesulitan buang air kecil, mudah memar / pendarahan, denyut jantung cepat atau tidak teratur, atau kejang.





Komposisi:
Tiap tablet mengandung:  Chlorpheniramine maleat 4 mg

Farmakologi:
Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas relatif rendah. Untuk itu sangat perlu diketahui mekanisme aksi dari CTM sehingga dapat menimbulkan efek antihistamin dalam tubuh manusia. CTM sebagai AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebih. Dalam Farmakologi dan Terapi edisi IV (FK-UI,1995) disebutkan bahwa histamin endogen bersumber dari daging dan bakteri dalam lumen usus atau kolon yang membentuk histamin dari histidin.
Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau obat yang mengandung CTM dilarang mengendarai kendaraan.
Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan CTM merupakan efek samping dari obat tersebut. Sedangkan indikasi CTM adalah sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.
Indikasi:
Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.
Kontraindikasi:
Serangan asama akut, bayi prematur
Dosis:
-     Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
-     Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
-     Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.


Efek Samping:
Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah

Peringatan dan Perhatian:
Jangan mengemudi kendaraan bermotor/mengoperasikan mesin. Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi fokalpada krteks serebri. sensisitifas silang

STABILITAS CTM
Penyimpanan
Oral
Tablet, Chewable Tablet, dan Kapsul Extended-release
Wadah ketat di 15-30 ° C.
Tablet extended-release
Wadah Terletak ditutup pada 15-30 ° C.
Tablet Extended-release
4-30 ° C dalam tempat.Sedikit kering
Larutan Oral
Ketat, wadah tahan cahaya pada 15-30 ° C; menghindari freezing (Kondisi beku).
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar